======= SELAMAT DATANG KOMNAS PGPKT !!! =======
Komite Nasional Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian

Selasa, 01 Februari 2011

GANGGUAN PENDENGARAN PADA PARA PEKERJA MUSIK

Apakah anda pemain musik, sekedar penggemar musik atau sekedar penikmat musik saja ? Yang jelas anda sangat MENCINTAI musik . Pernah dengar pepatah yang berbunyi TIADA CINTA TANPA PENGORBANAN ? Namun bila anda sangat mencintai musik tidak perlu mengorbankan pendengaran anda tentunya.
  
Di negara maju kepedulian terhadap masalah gangguan pendengaran akibat paparan suara bising yang berasal dari suara musik sudah sedemikian besarnya. Begitu mudah kita memperoleh informasi tentang risiko tersebut pada berbagai media.
  
Siapa yang memiliki risiko gangguan pendengaran akibat terpapar suara musik (yang keras) ?
Kelompok risiko terbesar tentu saja para pekerja musik mulai dari sang musisi,penyanyi, produser musik, sound engineer, band crew, teknisi panggung dll, yang umumnya berada di lingkungan suara bising sekitar 4 – 8 jam sehari pada saat latihan rutin. Hal ini berlangsung selama bertahun-tahun.
Profesi terkait yang juga memiliki risiko adalah teknisi rekaman, disc jockey, pemandu karaoke.
Demikianpula dengan masyarakat pencinta suara musik yang gemar menggunakan walkman, portable CD changer, iPod dengan earphone terpasang di telinga dalam waktu yang cukup lama dan berulang-ulang

Siapa saja musisi atau penyanyi yang telah mengalami gangguan pendengaran ?
Di luar negeri terdapat sejumlah nama beken bahkan beberapa lama sudah merupakan legenda di bidang musik.sampai saat ini . Berikut ini beberapa nama yang pernah anda dengar suaranya
atau tersedia dalam koleksi lagu lagu anda di rumah seperti Pete Townshend ( gitaris The WHO), Eric Clapton ( Sailing, Hotel California), Phill Collins ( Hello, Against all Odds), George Harrison( The Beatles), Barbara Streisand ( Woman in Love, Memories), Engelbert Humperdinck (Release Me) dan masih banyak lagi. Lebih lengkap silahkan click Musicography of Hearing Loss Musician
Terkesan lebih mudah menemukan musisi Barat yang mengalami gangguan pendengaran akibat terpapar bising dibandingkan musisi Indonesia. Apakah gangguan pendengaran tidak dialami para musisi lokal ? Apakah sudah ada tapi tidak disadari atau tidak mau menjadi bahan publikasi? Para musisi asing sudah sedemikian sadar dan melakukan upaya upaya proteksi misalnya dengan memakai ear-plug yang dapat mengurangi bising. Bahkan beberapa dari mereka giat melakukan upaya kampanye mencegah gangguan pendengaran akibat bising dari suara musik. Sebut saja Pete Townshend (The WHO) yang juga menjadi donatur forum H.E.A.R ( Hearing Education and Awareness of Rocker) Musisi lain yang juga aktif mencegah gangguan pendengaran akibat musik adalah Phil Collins yang bergabung dengan organisasi PARTNER. Bahkan pada tahun 2005 ia mendapat penghargaan Sound Partners Lifetime Achievement Award for Recording Arts dari House Ear Institute ( Sentra penelitian pendengaran bergengsi di Amerika Serikat). Belakangan para musisi tsb juga aktif berkampanye terhadap bahaya penggunaan iPod sehingga APPLE ( produsen iPod) berencana untuk membatasi volume iPod, Tahun ini iPod yang diproduksi untuk kawasan Eropa telah dibatasi outputnya hanya sampai 100 dB ( dikawasan lain bisa mencapai 130 dB), sehubungan dengan undang undang gangguan yang diterapkan oleh Uni Eropa
Jenis musik apa saja yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran ?.
Pada umumnya bisa terjadi pada semua jenis musik, karena masalahnya bukan pada jenis musik namun lebih pada pengaruh kekerasan bunyi yang melewati ambang batas pendengaran
Namun penelitian penelitian memang lebih vanyak pada musik Rock, Klasik dan Jazz.
Penelitian di Sweden's Concert Hall dan Lyric Theatre di Gothenberg pada tahun 1981 melaporkan 59 dari 139 musisi orkestra atau sekitar 42 % mengalami gangguan pendengaran nada tinggi pada usia yang seharusnya belum terjadi gangguan pendengaran.
Ken Einhorn (1999) melaporkan bahwa 52% pemain musik klasik mengalami gangguan pendengaran nada tinggi, sedangkan pada musisi rock dan pop didapatkan kekerapan sekitar 30%
<p>Mengapa gangguan pendengaran akibat paparan bising suara musik keras tidak disadari ?</p><p> </p><p> </p>Seperti telah diketahui manusia memiliki kemampuan untuk mendengar suara pada rentang frekuensi 20 – 20.000 Hertz (Hz). namun untuk percakapan sehari-hari biasanya kita lebih sering mendengar suara dengan frekuensi sekitar 500 – 2000 Hz (Speech frequency).

Awalnya gangguan pendengaran akibat paparan bising dari suara musik yang keras hanya terjadi pada frekuensi tinggi saja disekitar 4000 Hz. Sehingga kita tidak menyadari adanya gangguan pendengaran karena suara dalam rentang frekuensi wicara ( 500 - 2.000 Hz ) belum terganggu.

Gangguan pendegaran baru dirasakan bila bercakap-cakap di lingkungan bising,misalnya di tempat keramaian.Bila paparan bising terus berlangsung, berulang-ulang untuk waktu yang cukup maka gangguan pendengaran juga akan mengenai frekuensi lainnya. Pada saat inilah baru disadari bahwa gangguan sudah terjadi dan menetap sehingga tidak bisa diperbaiki lagi.

"..........To my ears the greatest sin, feel a bit like Beethoven... No one is listening, yet ears are ringing." ( lirik lagu Slowly Growing Deaf dari album Mr. Bungle dinyanyikan oleh Mike Patton /Faith No More) .
"...............This ringing in my head, is this a cure, or is this a disease?" cuplikan lagu Show me How to Live , dinyanyikan oleh Chris Cornell / Audioslave
".......There's an insect in your ear, if you scratch it won't disappear, its gonna itch and burn and sting,." ( lirik lagu Staring At The Sun – Bono / U2 )